Rabu, 15 Desember 2010

Al-Qur’an sebagai Protektor

Ada satu hal yang harus diingat bahwa al-Qur’an itu berfungsi sebagai protektor atau pelindung dari kitab-kitab yang lama. Dalam al-Qur’an dinyatakan, “Dan Kami turunkan Kitab yang membawa kebenaran, memperkuat Kitab yang sudah ada sebelumnya dan menjaganya. Maka putuskanlah perkara antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah. Dan janganlah ikuti nafsu mereka denganmeninggalkan kebenaran yang datang kepadamu. Untuk kamu masing-masing Kami tentukan suatu undang-undang dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki niscaya Ia menjadikan kamu satuumat, tetapi Iahendak menguji kamu atas pemberian-Nya. Maka berlombalah kamu dalam kebaikan. Kepada Allah tempat kamu kembali, lalu ditunjukkan kepadamu apa yang kamu perselisihkan,” (Q. 5: 48).

Jadi untuk mengetahui perbedaan di antara kita itu hampir-hampir hak prerogatif Tuhan, kita akan tahu itu nanti di akhirat. Dan ayat itu diturunkan satu deretan dengan cerita tentang kitab-kitab yang lalu. Pertama, loncat ke orang Yahudi, artinya tidak bicara tentang Ibrahim (Ibrahim punya suhuf, hanya lembaran-lembaran, tidak berbentuk kitab).

Dalam surat al-Ma’idah ada gugatan kepada orang Yahudi, “Tetapi bagaimana mereka datang kepadamu meminta keputusan padahal mereka mempunyai Taurat, di dalamnya ada peraturan Allah? Sesudah itu kemudian mereka tinggalkan. Sungguh mereka bukan orang beriman,” (Q. 5: 43). Sampai di sini jelas al-Qur’an sendiri mengatakan bahwa dalam Taurat yang ada sekarang ini, terdapat hukum Allah, dan diharapkan orang Yahudi melaksanakannya. Ini berarti bahwa orang Yahudi tidak harus meninggalkan sama sekali Taurat. Firman Allah, “Kamilah yang menurunkan Taurat, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, yang oleh para nabi dan mereka yang berserah diri, oleh para rabi dan ahbar diputuskan perkara penganut agama Yahudi, sebab kepada mereka diperintahkan memelihara Kitab Allah. Dan untuk itu mereka menjadi saksi. Janganlah kamu takut kepada manusia, tetapi takutlah kepada-Ku dengan harga yang tak berarti. Barang siapa tidak menjalankan hukum seperti yang diturunkan Allah, mereka adalah orang yang ingkar,” (Q. 5: 44). Jelas, bahwa konteksnya dalam Taurat.

Kemudian, apa isi Taurat?

Firman Allah, “Di dalamnya Kami turunkan kepada mereka, ‘Nyawa dibayar dengan nyawa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka ada qisasnya.’ Tetapi barang siapa melepaskan hak pembalasannya sebagai sedekah, maka itu penebus dosa baginya. Barang siapa tidak menjalankan hukum seperti yang diturunkan Allah, mereka adalah orang yang zalim. Dan untuk meneruskan jejak mereka Kami utus Isa Putra Maryam, memperkuat Taurat yang sudah ada sebelumnya, dan Kamiberikan Injil kepadanya. Di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya, dan memperkuat Taurat yang sudah ada sebelumnya, sebagai petunjuk dan peringatan untuk orang yang bertakwa. Hendaklah pengikut Injil memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah mereka itulah orang fasik,” (Q. 5: 45-47).

Setelah itu, baru cerita tentang Nabi Muhammad. Firman Allah, “Dan Kami turunkan Kitab yang membawa kebenaran, memperkuat Kitab yang sudah ada sebelumnya dan menjaganya. Maka putuskanlah perkara antara mereka menurut apa yang diturunkan oleh Allah,” (Q. 5: 48).

Jadi orang Kristen dan orang Yahudi masih diperintahkan oleh Tuhan untuk menjalankan kitab suci masing-masing. Itu yang disebut “muhaymin” dalam ayat di atas. Di tempat-tempat lain al-Qur’an menjanjikan bahwa kalau orang-orang Yahudi dan Kristen itu menjalankan ajaran mereka, maka Allah akan memberi mereka rezeki dari atas, dari bawah, dan sebagainya.

Itulah sebabnya al-Qur’an disebut “Qur’ân” dengan dua makna. Makna pertama adalah “bacaan”, dari qarâ’-a--yaqra’-u--qur’ân. Maka tidak terlalu salah kalau sastrawan H.B. Yassin menyebut terjemahannya sebagai Bacaan Mulia (Al-Qur’ân al-Karîm). Makna kedua adalah “compandium” atau kumpulan atau rangkuman dari semuanya sehingga menjadi satu. Volume al-Qur’an memang kecil, hanya sepertiga atau seperempat dari Bibel, akan tetapi bebas dari dongeng sehingga menjadi ringkas sekali.

DIASPORA BANI ISRAIL

Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa tidak semua non-Muslim adalah sama (Q. 3: 113). Pada ayat sebelumnya digambarkan bahwa orang-orang ahli kitab, terutama Yahudi, banyak melakukan pelanggaran. Maka dikutuk oleh Tuhan, “Mereka selalu diliputi kehinaan (seperti kemah) di mana pun mereka berada, kecuali bila mereka berpegang pada tali (janji) dari Allah dan tali (janji) dari manusia,” (Q. 3: 112). Dengan adanya pengecualian ini berarti ada di antara mereka yang berhubungan dengan Allah dan sesama manusia.

Dalam wujud his­toris, orang Yahudi mengalami diaspora, yaitu ketika mereka ditindas Titus pada tahun 70 M dengan tidak diperbolehkan tinggal di Palestina. Mereka kemudian mengembara di seluruh muka bumi tanpa tanah air sampai tahun 48 ketika Israel didirikan, “Mereka telah diliputi oleh kehinaan dan penderitaan, dan mereka berada dalam kemurkaan Allah,” (Q. 2: 61). Ini terlihat dalam istilah Ghetto di Eropa yang berarti kampung-kampung Yahudi yang sangat miskin di pinggir kota. “Yang demikian­lah itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa sebab,” (Q. 3: 112). Dan semua itu termuat dalam Bible bahwa mereka membunuh Nabi Yahya, Nabi Zakaria, dan Nabi Isa mau mereka bunuh. Tetapi “Mereka tidak sama, di antara ahli kitab ada segolonganyang berlaku jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari dan mereka pun bersujud. Mereka percaya pada Allah dan hari kemudian, menyuruh orang berbuat benar dan mencegah perbuatan mungkar serta berlomba dalam kebaikan. Mereka termasuk orang yang selah. Dan perbuatan baik apa pun yang mereka kerjakan niscaya tak kan ditinggalkan. Dan Allah Mahatahu mereka yang bertakwa,” (Q. 3: 113-115). Titik tekan kafir dalam ayat di atas bukanlah pada non-Muslim, tetapi mereka yang menolak kebenaran.

Adab Guru-Murid

Dalam Ihyâ’ ‘Ulûm-i ‘l-Dîn, juga kupasan mengenai sopan-santun orang yang mengajar dan belajar (guru-murid). Di sini kita sering sekali mendengar tentang etika hubungan antara guru dengan murid di pesantren, yang dalam beberapa hal membuat mati ilmu pengetahuan. Ada sebuah buku yang sangat terkenal di pesantren, yaitu Ta‘lîm-u 'l-Muta‘allim, yang mengajarkan bahwa murid pantang membantah guru. Kalau murid membantah bisa dikutuk guru, dan ilmunya tidak akan bermanfaat. Ta‘lîm-u 'l-Muta‘allim, oleh Prof. Mukti Ali pernah diangkat sebagai persoalan pembahasan untuk mengerti hubungan guru-murid, yang di pesantren menimbulkan ekses tidak produktif. Di kalangan pesantren, perkataan yang paling mengerikan dari seorang guru adalah, "ilmumu tidak bermanfaat!" Itu berarti "kutukan". Ini salah satu ekses dari al-Ghazali. Ekses, sebab al-Ghazali sendiri tidak bermaksud demikian.

Bahkan al-Ghazali sendiri sangat kreatif sebagai murid, sehingga sering terkesan seperti menentang gurunya. Sampai-sampai terjadi 6.000 perbedaan pendapat dengan gurunya--seperti yang terjadi antara Imam Syafi’i dengan Imam Malik. Sementara itu Abu Hanifah lebih mementingkan penalaran. Maka dengan mudah sekali dibayangkan perbedaan antara mazhab Maliki dengan mazhab Hanafi. Menurut Kiai Hasyim Asyari, perbedaan antara kedua mazhab itu menyangkut 14.000 bidang masalah. Kemudian tentang Ibn Hanbal, ia adalah murid Imam Syafi’i, tetapi kemudian mendirikan mazhab sendiri, yaitu mazhab Hanbali. Banyak sekali perbedaan mazhab Hanbali dengan mazhab Syafi’i. Kendati begitu, menurut Kiai Hasyim, keduanya tidak pernah saling bermusuhan, tidak pernah saling menyalahkan, dan tidak pernah saling mencerca, apalagi saling mengutuk.

Ketika Abu Hanifah ditanya mengenai polemik dan serangan-serangan yang ditujukan kepadanya, dia dengan tenang mengatakan, “ternyata kita benar tetapi masih ada kemungkinan salah, pendapat orang lain salah, tetapi ada kemungkinan benar". Begitulah, dulu orang Islam menyikapi perbedaan pendapat. Karena itu sampai sekarang warisannya masih ada di kalangan para ulama, yaitu bahwa di ujung setiap persoalan selalu diucapkan wa ‘l-Lâh-u a‘lam-u bi ‘l-shawâb (hanya Allah yang mengetahui yang benar), dan kita tidak tahu apa-apa.

ALLAH TEMPAT TUJUAN

Ali ibn Abi Thalib pernah mengatakan, “Allah adalah tujuan dari orang yang menuju ke sana.” Ungkapan itu sebenarnya adalah terjemahan dari “Innâ li 'l-Lâh-i wa innâ ilay-hi râji‘ûn” (Sesungguhnya kita berasal dari Allah dan kita akan kembali kepada-Nya). Sesuatu yang mendorong kita kepada tujuan bukanlah tujuan itu sendiri. Kalau kita terdorong untuk ingat kepada Allah, misalnya, maka bayangan kita tentang Allah bukanlah Allah itu sendiri. Allah tidak akan tertangkap oleh bayangan kita. Apa pun yang sudah masuk ke benak kita akan dibatasi oleh keterbatasan diri kita sendiri, padahal Allah tidak terbatas. Pendeknya, manusia tidak mungkin mencakup atau meraih Allah swt yang mutlak.

Dulu, orang-orang kafir Makkah mengatakan bahwa berhala-berhala itu adalah tuhan-tuhan. Mereka sebetulnya adalah orang-orang yang masih percaya dengan adanya supreme God, hanya saja Dia dipahami sebagai punya associate. Maka semua nabi, termasuk Nabi Muhammad yang diturunkan di tengah orang-orang kafir Makkah itu, membawa ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, bukan mengajak atau membuat manusia percaya Tuhan, melainkan mengajarkan kepercayaan kepada Tuhan yang satu dan yang benar.

Nabi Ibrahim diakui oleh agama Yahudi, Kristen, dan Islam sebagai “Bapak Monoteisme”. Di dalam al-Qur’an ada ilustrasi yang sangat menyentuh ketika Ibrahim merusak patung-patung yang menjadi objek sesembahan orang-orang ketika itu, kecuali patung yang terbesar yang dia kalungi dengan kapak. Ketika Ibrahim diprotes, dia dengan tenang mengatakan bahwa yang melakukan pengrusakan itu bukan dirinya, melainkan patung yang punya kapak itu. Lalu mereka mengatakan bagaimana mungkin mereka harus bertanya kepada batu. Ibrahim menjawab, kalau kalian tahu itu cuma batu kenapa pula harus disembah.

Patung-patung yang jumlahnya ratusan itu sebetulnya dibuat oleh orang-orang Kaldea dan Babilon. Konon itu merupakan warisan dari dewa-dewa lokal, yang dewa-dewa lokal itu sendiri adalah satu simbol dari ikatan sosial pada tingkat lokal. Suatu nilai moral mengenai baik dan buruk harus didasarkan pada satu kesepakatan tertentu yang diikatkan kepada mitos-mitos yang akan menjadi sistem penjelas.

Dewa-dewa lokal itu sendiri jumlahnya sangat banyak. Di Arab saja ada sekitar 360-an dewa. Akan tetapi dalam dunia serba-dewa itu, ada dewa yang mengatasi semuanya, yaitu yang disebut High God. High God-nya orang-orang Babilon dulu namanya Marduke. Nabi Ibrahim mengatakan bahwa semua itu bukan Tuhan, yang Tuhan adalah cuma Allah yang satu dan benar. Begitu juga dengan Nabi Muhammad ketika di Makkah harus berhadapan dengan 360-an berhala. Tetapi kalau orang-orang Arab ditanya kenapa mereka menyembah berhala, mereka akan menjawab bahwa mereka menyembah berhala tidak lain ialah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Jadi berhala-berhala itu berfungsi sebagai perantara, sebab di atas ratusan berhala itu ada Supreme Being atau High God, yaitu Allah swt. Nabi Muhammad mengatakan kepada mereka bahwa berhala-berhala itu sama sekali bukan Tuhan dan tidak bisa mengantarai manusia dan Tuhan. Tuhan yang benar hanya Allah swt. Seruan Nabi Muhammad ini sama dengan analog Ibrahim dengan Marduke.

Para sosiolog yang tidak percaya kepada nilai ketuhanan akan mengatakan bahwa sebetulnya penciptaan Marduke dan penghapusan semua dewa-dewa adalah proses penyatuan bangsa Babilon, mulai dengan proses penyatuan seluruh bangsa Arab. Dengan penghancuran dewa-dewa itu, dan kemudian diterimanya Allah swt, berarti bangsa Arab menjadi satu. Secara historis, memang begitulah kenyataannya. Dalam tempo beberapa ratus tahun kemudian bangsa Arab menguasai daerah yang terbentang dari Lautan Atlantik sampai tembok China. Jelas itu karena nasionalisme Arab yang dipersatukan melalui satu sistem kepercayaan.

AGAMA PERJANJIAN

Penyebutan kitab Yahudi dengan Perjanjian Lama sebenarnya problematis, karena hal itu mengisyaratkan sudah tidak berlaku lagi, sudah dihapus oleh Perjanjian Baru, yaitu Injil. Orang-orang Yahudi sendiri menyebutnya dengan Taurat yang terdiri dari Nebazim (cerita tentang nabi-nabi) dan Khetubim (cerita tentang kitab-kitab suci). Orang Islam tidak dibenarkan menyebutnya Perjanjian Lama; tidak ada Perjanjian Lama ataupun Perjanjian Baru. Karena perjanjian antara Tuhan dengan manusia bersifat perennial, abadi. Memang ada perjanjian primordial antara manusia dengan Tuhan yang merupakan pangkal tolak konsep mengenai manusia. Dalam al-Qur’an ada gambaran bahwa sebelum lahir, di alam ruhani, kita dipanggil oleh Tuhan untuk dimintai persaksian mengenai Allah sebagai Tuhan kita, dan waktu itu kita menjawab, “Ya, kami bersaksi (Engkau adalah Tuhan kami—NM),” (Q. 7: 172). Karena itu, tidak ada bakat yang lebih mendasar pada manusia selain bakat menyembah. Begitu lahir kita mempunyai naluri untuk menyembah, sebagai suatu bentuk dorongan gerak kembali kepada Tuhan.
Perjanjian primordial antara manusia dengan Tuhan terjadi pada level spiritual, karenanya tidak disadari. Ini analog dengan psikologi yang sebagian besar konstruksinya adalah bawah sadar, tetapi banyak mempen¬garuhi hidup kita. Apalagi yang spiritual, sangat banyak mempengaruhi hidup kita, terutama yang menyangkut masalah pengalaman-penagalaman sejati tentang kebagahagiaan dan kesengsaraan. Ini kemudian dikaitkan dengan perjanjian dengan Tuhan, yang karena perjanjian itu, maka manusia selalu mempunyai dorongan batin untuk kembali, ada dorongan gerak untuk kembali. Dan setiap keberhasilan kembali akan menim¬bulkan kebahagiaan.
Kemudian semua orang ingin kembali ke rumah, maka ada ungkapan “Rumahku adalah surgaku”. Karena itu, kalau tidak berhasil kembali ke rumah berarti sesat, yang identik dengan kesengsaraan. Dorongan kembali kepada Tuhan yang mewarnai hidup kita, yang karena menyangkut kesucian, maka bakat manusia itu disebut hanîf. Maka agama sebenarnya merupakan wujud dari perjanjian dengan Tuhan yang dalam bahasa Arab disebut mîtsâq. Karena itu perjanjian seperti The Ten Commandements dan sebagainya, sebenarnya merupakan pewujudan kembali dari sesuatu yang secara potensial ada dalam diri manusia. Kalau perjanjian dengan Tuhan diejawantahkan dalam kehidupan sehari-hari, ia menjadi etika dan moral. Tema inilah yang terdapat dalam keseluruhan isi The Ten Commendements, yang dimulai dengan imperatif, kemudian negatif, dan sedikit yang positif.

Selasa, 15 September 2009

Mutiara Hikmah Saat Berpisah Deangan Bulan Ramadhan

Sumber : Syamsuri Rifai
http://shalatdoa.blogspot.com

Mutiara Hikmah ini disarikan dari doa Imam Ali Zainal Abidin (sa), cucu Rasulullah saw, saat berpisah dengan bulan Ramadhan. Semoga mutiara hikmah ini lebih memperindah dan memberi makna SMS kita dalam ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H.

Wadâ'an Yâ Ramadhân, selamat jalan duhai Ramadhan
Selamat tinggal kepada dia yang menyedihkan perpisahannya,
yang merindukan kami kepergiannya. Untuknya kami punya janji yang dijaga, kesucian yang dipelihara, hak yang dipenuhi.
Kami ucapakan padanya salam bagimu wahai bulan Allah yang agung!
Wahai hari raya para kekasih-Nya!
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu duhai Ramadhan,
bulan harapan didekatkan, amal disebarkan, keberkahan dialirkan
dosa-dosa dimaafkan.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Kedatanganmu membahagian kami
Kepergianmu menyedihkan kami
Denganmu Allah swt mengampuni dosa-dosa, memaafkan segala kesalahan
Mengalirkan keberkahan, membuka semua pintu surga dan menutup semua
pintu neraka.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu, duhai bulan Ramadhan
Sahabat yang paling bernilai ketika dijumpai
paling menyedihkan ketika ditinggalkan
kekasih yang ditunggu, yang menyedihkan perpisahannya
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu, duhai bulan Ramadhan
kekasih yang datang membuat gembira dan bahagia
yang meninggalkan kesepian dan dukacita.
tetangga yang bersamanya hati melembut dan dosa berkurang
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu, duhai bulan Ramadhan
penolong yang membantu kami menghadapi setan
yang memudahkan kami jalan-jalan kebaikan
Selamat jalan, duhai bulan kekasihku.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu, duhai bulan Ramadhan
betapa banyaknya orang yang terbebas di dalammu
betapa bahagianya orang yang menjaga kesucianmu
betapa banyak dosa yang kau hapuskan
betapa banyak aib yang kau tutupi
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu, duhai bulan Ramadhan
betapa banyak dosa yang kau hapuskan
betapa banyak aib yang kau tutupi
betapa panjang hari-harimu bagi pedosa
betapa agung kamu bagi orang beriman.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu, bulan yang sejahtera segalanya
duhai yang persahabatannya tidak dibenci
duhai yang pergaulannya tidak tercela
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu, bulan yang penuh berkah
kau datang kepada kami membawa berkah
dan kau bersihkan kami dari noda kesalahan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu, duhai bulan Ramadhan
duhai yang dicari sebelum waktunya
duhai yang ditangisi sebelum kepergiannya
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu, duhai bulan Ramadhan
betapa banyak kejelekan dipalingkan karenamu
betapa banyak kebaikan dilimpahkan kepada kami karenamu
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Salam bagimu dan bagi malam Al-Qadar yang lebih baik dari seribu bulan
betapa senangnya kami kepadamu kemarin
betapa rindunya kami kepadamu esok
kini keutamaanmu ditepiskan dari kami
keberkahan dilepaskan dari kami
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Ya Allah, kami pecinta bulan Ramadhan
Dengannya Kau muliakan kami
Kau untungkan kami
ketika orang durhaka tidak mengetahui waktunya
ketika orang celaka dijauhkan dari keutamaannya
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Ya Allah, bulanmu yang mulia meninggalkan kami
Anugerah-Mu permulaan, ampunan-Mu kebaikan
siksa-Mu keadilan dan ketentuan-Mu sebaik-baiknya pilihan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Ya Allah
Kausambut orang yang menentang-Mu dengan santun
Kaubiarkan orang yang berbuat zalim pada dirinya
Kautunggu mereka dengan sabar sampai kembali kepada-Mu
Kautahan mereka untuk tidak segera bertaubat
supaya yang binasa tidak binasa karena-Mu
yang celaka tidak celaka karena nikmat-Mu
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Ya Allah,
bagi-Mu segala pujian dengan pengakuan akan keburukan
dan kesadaran akan kelalaian bagi-Mu
dari lubuk hati kami penyesalan yang paling dalam
dari lidah kami permohonan maaf yang paling tulus
Berilah kami pahala dengan segala kekurangan yang menimpa kami di
bulan ini
pahala yang menyampaikan pada kemuliaan yang diharapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Ya Allah, teriring shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Selamatkan kami dari bencana berkat bulan Ramadhan
Berkahi kami pada hari raya kami dan saat berbuka kami
Jadikanlah ia hari yang terbaik yang melewati kami
yang paling dapat menarik ampunan-Mu
yang paling cepat menghapus dosaku
Ampuni dosa-dosa kami yang tampak dan tersembunyi.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Ya Allah, dengan berlalunya bulan ini lepaskan kami dari kesalahan
kami
dengan keluarnya bulan ini keluarkan kami dari kesalahan kami
Jadikan kami dengan bulan ini
orang yang paling bahagia
orang yang besar memperoleh bagian
orang yang paling tinggi mendapat keuntungan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Ya Allah, dengan berlalunya bulan yang mulia ini
Ampuni dosa-dosa kami
Ampuni ayah dan ibu kami dan kaum mukmini dari dahulu hingga hari
kiamat
wahai Yang Maha Pengasih dari segala yang mengasihi
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Mohon maaf lahir & batin

Doa ini secara lengkap sedang dirapikan teks arabnya dan dilengkapi bacaan teks latin, insya Allah kalau sudah rampung akan segera diinformasikan.

Wassalam
Syamsuri Rifai

Selasa, 18 Agustus 2009

Mengenal Islam

Mengenal Islam

Sumber : www.aldakwah.org

Pengertian Dien



Kalimat dien dalam bahasa Arab mempunyai beberapa pengertian, diantaranya:

1. Kekuasaan.

Sabda Rasulullah SAW: "Orang yang pintar adalah Orang yang menguasai hawa nafsunya dan bekerja untuk kehidupan setelah mati."

2. Ketundukan

"Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) pada hari kemudian dan mereka dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan al-kitab kepada mereka , sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
(QS: At-Taubah :29)

3. Balasan

"Yang menguasai hari pembalasan" (Al-fatihah: 4)

4. Undang-Undang/Peraturan

"Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tidaklah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya".(QS: Yusuf: 76)

Tafsir ayat 76 surat Yusuf "Sesungguhnya nash ayat ini memberi batasan yang sangat mendetail tentang makna dien, bahwa makna kalimat "dienul malik" dalam ayat ini berarti peraturan dan syari'at malik (raja)". Lalu selanjutnya, "Al-Quran mengungkapkan bahwa peraturan dan syari'at adalah dien, maka barang siapa yang berada pada peraturan dien syari'at Allah berarti Ia berada dalam dien Allah. Sebaliknya, barang siapa yang berada pada peraturan seseorang dan undang-undang seorang raja berarti ia berada dalam dien raja.

Pengertian Islam



MENURUT ETIMOLOGIS

Makna Islam secara etomologis adalah :

1. Ketundukan dan penyerahan diri

Islam berarti tunduk dan menyerahkan diri karena setiap Muslim wajib tunduk dan patuh menyerahkan diri kepada ketentuan Allah SWT

" Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakekatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan , dan mereka menerima dengan sepenuhnya". ( QS: An-Nisa' : 65 )

Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan. (QS.Ali imran (3):83)

Katakanlah:"Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan):"Marilah ikuti kami". Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Rabb semesta alam,
dan agar mendirikan shalat serta bertaqwa kepada-Nya" dan Dialah Rabb Yang kepada-Nya-lah kamu akan dihimpunkan. (QS. Al-an'am (6) :71-72)

"Maka demi Tuhan-Mu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."
(QS: An-Nisaa':65).

2. Keselamatan

"Hai ahli kitab, sesungguhnya telahd atang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepada mubanyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan".

"Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengankitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus". (QS. Al-maidah (5):15-16)


3. Kedamaian

Serta berarti keselamatan dan damai. Sebab, orang yang telah memeluk Islam dan rnengerjakan tuntutannya akan selamat di dunia dan akhirat serta akan mendapatkan keselamatan dan kedamaian sejati.

Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawwakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al-Anfal (8) :61)

" Hai orang-orang yang beriman masuklah kedalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syeithon. Sesungguhnya syeitho itu musuh yang nyata bagimu.
( QS: Albaqorah: 208 )

4. Kesejahteraan

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya, dibawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan".

"Do'a mereka di dalamnya ialah:"Subhanakallahumma" dan salam penghormatan mereka ialah:"Salaam". Dan penutup doa mereka ialah:"Alhamdulillaahi Rabbil'aalamin". (QS. Yunus (10): 9-10)

MENURUT ISTILAH

Sedangkan menurut istilah, berislam berarti :

menundukan dan menyerahkan diri sepenuh-penuhnya, secara mutlak, baik lahir maupun batin, kepada Allah swt untuk Ia atur sesuai dengan kehendak-Nya. Dan kehendak-kehendak Allah swt itu tertuang secara utuh dalam agama yang Ia turunkan kepada umat manusia, sebagai petunjuk abadi dalam menjalani kehidupan mereka dimuka bumi, melalui perantara seorang Rasul, Muhammad SAW, yang kemudian Ia beri nama "Islam".

Asas ketundukan dan penyerahan diri itu adalah pengakuan yang tulus dari lubuk hati bahwa kita dan seluruh alam semesta adalah ciptaan Allah swt. Karena itu Allah swt berhak mengatur segenap ciptaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.

Jadi jelaslah bahwa lafadz Islam digunakan sebagai nama dari dien dan peraturan yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.

Allah menerangkan bahwa siapa yang mencari dien selain Islam tidak akan diterima amal perbuatannya dan di akhirat termasuk orang yang merugi

"Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya. Dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi."(QS: Ali Imran :85)

Karakteristik Dienul Islam



Sebagai sebuah sistim, Islam mempunyai karakteristik yang membedakannya sengan sistim-sistim yang lain. Karakteristik adalah ciri-ciri umum yang menjadi bingkai dari keseluruhan ajaran Islam, cara pandang Islam terhadap berbagai permasalahan eksistensial seperti Tuhan, alam, manusia dan kehidupan, serta interpretasinya terhadap berbagai peristiwa selamanya akan berada dalam bingkai ciri-ciri umum tersebut.

Karakteristik ini pula yang kemudian menjadi letak keunggulan Islam terhadap sistim-sistim lainnya.
Ciri-ciri umum tersebut adalah:

1. Rabbaniyah

2. Insyaniyah

3. Syumuliyah

4. Basathoh

5. Al-'adalah

6. Tawazun

7. Tsabat dan murunah

1. Robbaniyyah

Robbaniyyah adalah nisbat kepada kata Rabb yang berarti Tuhan.
Robbaniyyah sumbernya, maksudnya adalah bahwa Islam bersumber dari Allah SWT bukan dari manusia. Ia bukan kreasi manusia, juga bukan kreasi Nabi yang membawanya. Maka Islam adalah jalan Allah. Tugas para Nabi adalah menerima dan menyampaikan ajaran itu kepada umat manusia.

"Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya". (QS : As-Syuura:13)

Sumber ajaran merupakan titik perbedaan paling signifikan antara berbagai ideologi. Sumber ajaran Islam adalah Allah swt, Tuhan semesta alam, Tuhan yang menciptakan manusia dan yang paling mengetahui hakikat manusia serta apa saja yang dibutuhkannya; kebutuhan fisik, ruh dan akalnya. Ia adalah sumber yang terpercaya yang memiliki semua hak dan kelayakan untuk mengatur manusia. Kekuatan sumber itu melahirkan rasa aman untuk menerima kebenaran dan menghilangkan keraguan. Ia bukan saja membawa kebenaran mutlak, tapi juga terjaga validitasnya sepanjang masa.

"Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu". (QS.Al-Baqaroh (2):147)

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya".
(QS. Al-Hijr(15): 9)

Semua ideologi lain memiliki kelemahan mendasar karena sumbernya adalah manusia yang tidak pernah bisa membebaskan diri dari hawa nafsu, keterbatasan, kelemahan dan ketidakberdayaan. Ideologi manusia tidak pernah sanggup melampaui hambatan ruang dan waktu dan dengan mudah usang dan dibuangn kemasa lalu oleh ketidaksesuaian.

Robbaniyyah tujuannya, maksudnya adalah tujuan pertama dan terakhir dien Islam adalah agar manusia menyembah Allah.

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku". (QS: Adz- Dzariyaat :56)

2. Insaniyyah `Alamiyyah (Kemanusiaan yang universal)

Yang dimaksud dengan kemanusiaan yang universal adalah bahwa Islam diturunkan sebagai petunjuk untuk seluruh manusia bukan khusus suatu kaum atau golongan

"Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS: Al-Anbiyaa':107)

"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebayakan manusia tidak mengetahui." (QS: Saba' :28)

3. Syamil ( Lengkap dan mencakup)

Yang dimaksud syamil adalah bahwa hukum dan ajaran Islam mencakup seluruh aspek kehidupan. Tidak ada suatu pekerjaan, baik yang kecil rnaupun yang besar sekalipun, kecuali Islam telah menerangkan hukumnya

"Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan." (QS: Al-An'am:38)

"(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia, Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri."
(QS: An-Nahl:89).

4. Al Basathoh (Mudah)

Yang dimaksud mudah adalah bahwa ajaran Islam mudah untuk dikerjakan, tak ada kesulitan sedlkitpun, sebab Islam tidak membebankan manusia suatu kewajiban kecuali sebatas kemampuannya

"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan".
(QS: Al-Hajj: 78)

"Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." (QS: Al-Maidah :6)

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS: Al-Baqorah:286).

5. Al 'Adalah (Keadilan yang mutlak)

Maksudnya, tujuan Islam adalah menegakan keadilan mutlak dan mewujudkan persaudaraan dan persaudaraan ditengah kehidupan manusia serta memelihara darah, kehormatan, harta, keturunan dan dien mereka.

" Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adaillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS: Al-Maidah :8)

"Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga ia sampai Ahmadsa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kemampuannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. ( QS: Al-An'aam :152)

"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan karib kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjdai saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. ( QS: An-Nisaa':135)


6. Tawazun (Keseimbangan)

Yaitu Islam dan seluruh ajarannya menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara jasad dan ruh, antara dunia dan akhirat

"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS: Al-Qashash:77).

Sebagai contoh diantara ajaran Islam adalah "Apabila maslahat pribadi berbenturan dengan kepentingan umum maka yang didahulukan adalah kepentingan umum". Oleh sebab itu, Islam mengharamkan riba dan membolehkan jual beli.

Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. (QS: Al-Baqorah:215)

Dalam hal keseimbangan antara kebutuhan ruhiyah dan jasadiyah Nabi SAW bersabda,

"Sesungguhnya badanmu memililki hak atasmu, jiwamu memiliki hak atasmu dan ke!uargamu juga memiliki hak atasmu, maka berikanlah hak pada setiap yang punya hak".

7. Perpaduan antara Tsabat (tidak berubah) dan Murunah (menerima Perubahan)

Diantara ciri khas dien Islam adalah perpaduan antara tsabat dan murunah. Tsabat (tetap) pada pokok-pokok dan tujuannya, murunah pada cabang, sarana dan cara-caranya sehingga dengan sifat murunahnya Islam dapat menyesuaikan diri dan dapat menghadapi perkembangan zaman serta sesuai dengan segala keadaan yang timbul. Dan dengan sifat tsabat pada pokok-pokok dan tujuannya Islam tidak dapat larut dan tunduk terhadap persoalan zaman dan perputaran waktu.

Ruang Lingkup Dien Islam



Secara global kandungan Islam dapat kita bagi kepada tiga bagian:

1. Pokok dan Fondasi (asas) yang terdiri atas:

· Aqidah adalah kumpulan kebenaran-kebenaran mutlak (aspek) teoritis yang wajib diyakini dan dipercaya kebenarannya. yang mencakup: Dua kalimat Syahadat dan Rukun Iman yang enam (QS: Albaqarah (2):177).

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa". (QS. 2:177)

· Ibadah, yaitu: shalat, zakat, puasa dan haji.

Sabda Rasulullah SAW;

"Islam didirikan diatas 5 pokok: Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, Mendirikan sholat , menunaikan zakat, puasa bulan Ramadhan dan pergi haji bila mampu.

2. Bangunan (bina'), Hal itu terlihat pada sistem hidup, sepertil;

· Sistem politik, seperti:

Musyawarah

" Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya". (QS. 3:159)

Perdamaian

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu". (QS. 2:208)

"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawwakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. 8:61)

Hukum ((6:57/12:40)

"Katakanlah:"Sesungguhnya aku (berada) di atas hujjah yang nyata (al-Qur'an) dari Rabbku sedang kamu mendustakannya. Bukanlah wewenangku (untuk menurunkan azab) yang kamu tuntut untuk disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia pemberi keputusan yang paling baik". (QS. 6:57)

"Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS. 12:40)

· Sistem Perekonomian, seperti:

Utang piutang

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Rabbnya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya.
Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertaqwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu". (QS. 2:282)

Pegadaian

"Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperolah seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah Rabbnya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. 2:283)

Pengharaman riba dan penghalalan jual beli

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya". (QS. 2:275)

· Sistem Keprajuritan, seperti:

Mempersiapkan tentara

"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)". (QS. 8:60)

· Sistem Akhlak seperti:

Berbuat kebaikan

"Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al-Kitab (Taurat) Maka tidakkah kamu berpikir" (QS. 2:44)

Berkata benar

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa". (QS. 2:177)

Memaafkan

"Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu mema'afkan atau dima'afkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pema'afan kamu itu lebih dekat kepada taqwa. Dan jangajlah kau melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Melihat segala apa yang kamu kerjakan". (QS. 2:237)

· Sistem sosial kemasyarakatan, seperti:

Zakat

"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'". (QS. 2:43)

Adil dalam rnenegakan hukum

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (QS. 4:58)

Persaudaraan

"Sesungguhnya orang-orang mu'min adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat". (QS. 49:10)

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal" (QS. 49:13)

· Sistem Pengajaran, seperti:

Mengajar dengan lemah lembut

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya". (QS. 3:159)

Memberi nasihat (31:12-19),

"Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:"Bersyukurlah kepada Allah.Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS. 31:12)

"Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai". (QS. 31:19)

3. Pendukung dan penopang (muayyidat), yaitu;

· Jihad (22:39,40)

" Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnaya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu". (QS. 22:39)

"(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata:"Rabb kami hanyalah Allah". Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sseungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa". (QS. 22:40)

· Amar ma'ruf dan nahi munkar

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung". (QS. 3:104)

Islam tidak bisa berdiri kecuali bila terdapat fondasi. Dan Islam belum berdiri sempurna bila bangunannya belum berdiri. Dan bangunan tidak akan berdiri tegak bila tidak ada penopangnya.

Batasan Antara Islam dan Kafir



BEBERAPA ASPEK KEYAKINAN SESEORANG MUSLIM TERHADAP ISLAM

o Islam adalah wahyu Allah (42:3)

" Demikianlah Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, mewahyukan kepada kamu dan kepada orang-orang yang sebelum kamu". (QS. 42:3)

o Islam adalah dienul haq (61:9)

"Dia-lah yang mengutus Rasulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci". (QS. 61:9)

o Islam adalah dien yang lurus (12:40/30:30)

" Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS. 12:40)

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui", (QS. 30:30)

o Islam adalah dien yang bersih (39:3)

"Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya".Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya.Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar". (QS. 39:3)

o
Bersih dari syirik (13:36)

"Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan diantara golongan-golongan (Yahudi dan Nasrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah:"Sesungguhna aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali". (QS. 13:36)

o
Bersih dari kesalahan dan kekurangan (4:82)

"Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an? Kalau kiranya al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya".
(QS. 4:82)

o
Bersih dan campur tangan manusia dan hawa nafsu dan Islam adalah satu-satunya dien Allah (3:19)

"Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah
Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya". (QS. 3:19)

dan Allah tidak akan menerima dien selain Islam (3:85)

"Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi".
(QS. 3:85)

Hal-hal yang membatalkan Keislaman seseorang

Faktor-faktor yang membatalkan Islam diantaranya:

o Seluruh bentuk syirik (4:116)

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, Dan Dia mengampuni dosa yang lain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya". (QS. 4:116)

Barangsiapa yang mengambil perantara antara dia dengan Allah kemudian menyerunya dan meminta kepadanya syarat maka ia kafir menurut ijma ulama/fuqoha

"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfa'atan, dan mereka berkata:"Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah:"Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya di langit dan tidak (pula) di bumi" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu)". (QS. 10:18)

o Siapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau ragu dengan kekafirannya atau membenarkan madzhabnya maka ia kafir menurut ijma.

o Barangsiapa berkeyakinan bahwa petunjuk selain Nabi SAW lebih Sempurna dari petunjuknya (Nabi) atau hukum selain Nabi lebih baik hukumnya sebagaimana mereka yang mengutamakan hukum-hukum thoghut atas hukum Allah maka Ia kafir menurut Al-Quran (5:44,45,47,50)

..... Barang siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-oang yang kafir. (QS. 5:44)

.....Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. (QS. 5:45)

.... Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. 5:47)

Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih daripada (hukum) Allah bagi oang-orang yang yakin? (QS. 5:50)



o Siapa membenci sesuatu dari ajaran yang dibawa Nabi SAW walaupun ia mengerjakannya ia kafir menurut Ulama (47:9)


o
Siapa yang mencemoohkan ajaran dienullah atau mengejek pahala dan siksa maka ia kafir menurut ijma' (9:65)

o Sihir (2:102)

o Memberi pertolongan kepada kaum musyrik untuk memerangi orang Islam (5:51)

" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS. 5:51)

o Berkeyakinan bahwa ada sebagian manusia yang tidak diwajibkan mengikuti Nabi SAW maka ia kafir menurut ijma &

o Berpaling dari dienullah (Islam), tidak mau belajar dan tidak mau mengamalkannya (32:22).

Sistem Islam dan Sistem Jahiliyah



PERBANDINGAN DIENUL ISLAM DENGAN JAHILIYAH

Dienul Islam:

Dari Allah SWT(42:13)

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya. kepada Nuh dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (QS. 42:13)

Allah adalah Pencipta (40:6)

Dan demikianlah telah pasti berlaku ketetapan azab Rabbmu terhadap orang-orang kafir, karena sesungguhnya mereka adalah penghuni neraka. (QS. 40:6)

Yang maha mengetahui kebutuhan dan kemaslahatan hamba Nya (67:14/2:32/2:140)

Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui (QS. 67:14)

Mereka menjawab:"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. 2:32)

"ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'kub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani Katakanlah:"Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya". Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan".
(QS. 2:140)

Yang Maha Bijaksana (2:32)

" Mereka menjawab:"Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana". (QS. 2:32)

Setiap yang datang dari Nya adalah kebenaran yang mutlak yang tidak boleh dlragukan (3:60/2:147/10:94/13:1)

"(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Rabbmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu". (QS. 3:60)

"Kebenaran itu adalah dari Rabb-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu". (QS. 2:147)

"Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Rabbmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu". (QS. 10:94)

Bila setiap yang datang dari Allah adalah benar (haq) maka dien yang datang dari Nya adalah dien yang haq, yang tidak boleh diragukan lagi (61:9/9:33)

"Dia-lah yang mengutus Rasulnya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci". (QS. 61:9)

Dienul haq yang mengantarkan manusia kepada hidayah

"Katakanlah:"Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang menunjuki kepada kebenaran" Katakanlah:"Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran". Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk Mengapa kamu (berbuat demikian) Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?"
(QS. 10:35)

Adapun Jahillyyah

Produk selain Allah (buatan Manusia)
Selain Allah adalah makhluk (termasuk manusia)

Manusia itu bodoh/tidak mengetahui (33:72)

" Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh", (QS. 33:72)

Untuk menentukan sesuatu selalu berdasarkan sangkaan dan rekaan belaka (6:148,116/10:6O/43:20)

"Orang-orang yang mempersekutukan Allah, akan mengatakan:"Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun".
Demikian pulalah orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami". Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanya berdusta". (QS. 6:148)

"Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS. 6:116)

"Apakah dugaan orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah pada hari kiamat Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas manusia, tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukuri(nya)". (QS. 10:60)

Dan mereka berkata:"Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)". Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka. (QS. 43:20)

Maka kebanyakan yang datang dari manusia adalah kebatilan (53:28/10:36)

"Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu.Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran". (QS. 53:28)

"Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan". (QS. 10:36)

Otoritas undang-undang/peraturan yang dibuat manusia yang bodoh yang bersandar kepada sangkaan dan rekaan adalah undang-undang/ peraturan batil (22:62/31:30)

" (Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Rabb) yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar". (QS. 22:62)

Undang-undang/peraturan yang batil akan mengantarkan manusia kepada kesesatan (10:32,35)

"Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Rabb kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)" (QS. 10:32)

Katakanlah:"Apakah di antara sekutu-sekutumu ada yang menunjuki kepada kebenaran" Katakanlah:"Allah-lah yang menunjuki kepada kebenaran". Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk Mengapa kamu (berbuat demikian) Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?"
(QS. 10:35)