Rabu, 15 Desember 2010

DIASPORA BANI ISRAIL

Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa tidak semua non-Muslim adalah sama (Q. 3: 113). Pada ayat sebelumnya digambarkan bahwa orang-orang ahli kitab, terutama Yahudi, banyak melakukan pelanggaran. Maka dikutuk oleh Tuhan, “Mereka selalu diliputi kehinaan (seperti kemah) di mana pun mereka berada, kecuali bila mereka berpegang pada tali (janji) dari Allah dan tali (janji) dari manusia,” (Q. 3: 112). Dengan adanya pengecualian ini berarti ada di antara mereka yang berhubungan dengan Allah dan sesama manusia.

Dalam wujud his­toris, orang Yahudi mengalami diaspora, yaitu ketika mereka ditindas Titus pada tahun 70 M dengan tidak diperbolehkan tinggal di Palestina. Mereka kemudian mengembara di seluruh muka bumi tanpa tanah air sampai tahun 48 ketika Israel didirikan, “Mereka telah diliputi oleh kehinaan dan penderitaan, dan mereka berada dalam kemurkaan Allah,” (Q. 2: 61). Ini terlihat dalam istilah Ghetto di Eropa yang berarti kampung-kampung Yahudi yang sangat miskin di pinggir kota. “Yang demikian­lah itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa sebab,” (Q. 3: 112). Dan semua itu termuat dalam Bible bahwa mereka membunuh Nabi Yahya, Nabi Zakaria, dan Nabi Isa mau mereka bunuh. Tetapi “Mereka tidak sama, di antara ahli kitab ada segolonganyang berlaku jujur, mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari dan mereka pun bersujud. Mereka percaya pada Allah dan hari kemudian, menyuruh orang berbuat benar dan mencegah perbuatan mungkar serta berlomba dalam kebaikan. Mereka termasuk orang yang selah. Dan perbuatan baik apa pun yang mereka kerjakan niscaya tak kan ditinggalkan. Dan Allah Mahatahu mereka yang bertakwa,” (Q. 3: 113-115). Titik tekan kafir dalam ayat di atas bukanlah pada non-Muslim, tetapi mereka yang menolak kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar